Bung Karno memilih mengikuti ajaran Yesus yang memaafkan dan tidak mengikuti ajaran Muhammad yang penuh dendam

Sewaktu kekuasaannya digoyang, Bung Karno mengutip Injil yang dijadikan pegangan hidupnya dalam menghadapi situasi yang sulit dan sangat menyakiti hatinya. Kita perhatikan kutipan berikut.

Di hadapan Rapat Umum Hari Wanita Internasional di Istora Senayan pada tangagl 8 Maret 1966 Bung Karno mengatakan, “Ada ibu-ibu rumah tangga yang mengatakan, ya, tuntutan mereka sebenarnya benar, minta ini minta itu, menuntut ini menuntut itu. He ibu-ibu rumah tangga, sadarlah bahwa di belakang tuntutan itu ada hal-hal yang harus kita ketahui. Aku ini, saudara-saudara, kalau boleh mengadakan suatu perbandingan, seperti bandingannya Nabi Isa yang pada waktu menderita memohon kepada Tuhan: Heer, want ze weten niet wat ze doen. Ya Tuhan, ampunilah mereka, sebab mereka itu sebetulnya tidak mengerti.... Oleh karena itu, aku, aku kepada anak-anak kecil, kepada wanita-wanita, kepada pemuda-pemuda yang sekarang ini on the move mengongkrek-ongkrek kewibawaan pemerintah..., meskipun mereka mengatakan Hidup Bung Karno, Hidup Bung Karno; aku juga berkata demikian..., Ya Tuhan ampunilah kepada mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Dikutip dari buku Sukarno Memilih Tenggelam Agar Suharto Muncul)

Apa yang dilakukan Bung Karno sangat bijak dan kita merasakan dampaknya hingga sekarang, Indonesia masih utuh bersatu. Bandingkan seandainya Bung Karno mengikuti apa yang diajarkan Muhammad yang tertuang di dalam al-Quran dan berteriak bahwa orang yang memusuhinya adalah kafir lalu mengutip ayat-ayat berikut yang pernah keluar dari mulut Muhammad sewaktu Muhammad kecewa, kalah perang karena sebagian pengikutnya tidak mau mematuhi perintahnya ikut berperang.

9:38-39. Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

9:81-85. Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui.

Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.

Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka Katakanlah: "Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang."[651]

Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.

Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keadaan kafir.

651]. Setelah Nabi Muhammad SAW selesai dari peperangan Tabuk dan kembali ke Madinah dan bertemu segolongan orang-orang munafik yang tidak ikut perang, lalu mereka minta izin kepadanya untuk ikut berperang, maka Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah untuk mengabulkan permintaan mereka, karena mereka dari semula tidak mau ikut berperang.

Perhatikan, Muhammad sangat pendendam, orang yang tidak mau ikut berpernag, mati pun mayatnya tidak boleh disembahyangkan, anaknya pun dimusuhi. Apakah ini ajaran dari Tuhan? Pasti bukan, Tuhan Maha Memahami dan Maha Mengampui, hanya Setan memendam dendam

Bung Karno tujuh kali lolos dari pembunuhan kelompok Islam, Bung Karno sangat paham tentang Islam, Bung Karno menyebut Allah Swt dan Muhammad hanya dibibirnya untuk kepentingan politik, tetapi di hatinya ada ajaran Yesus dan sejak kecil pesan ajaran Hindu yang disampaikan melalui wayang tetap ada di sanubarinya, berkat ajaran yang ada di hati Bung Karno kita masih hidup di NKRI yang masih utuh bersatu hingga sekarang.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bung karno sang proklamator,,,tau ajaran yang benar dan terbenar semasa hidupnya,dengan hati nurani,bukan dengan otak yg penuh dengan hawa nafsu